Untuk mengukur suatu getaran mesin dibutuhkan suatu tranduser getaran yang berfungsi untuk mengolah sinyal getaran menjadi sinyal lain, dalam hal ini adalah sinyal listrik.
Tranduser getaran yang umum digunakan adalah velocity pickups, accelerometer dan non-contact pickups. Masing-masing tranduser tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian dalam aplikasinya. Tidak ada satupun tranduser yang dapat memberikan semua kebutuhan pengukuran yang diperlukan, sehingga kita harus memilih tranduser yang paling cocok untuk pekerjaan yang akan kita lakukan.
A. Velocity Pickup.
Gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan skematik dari velocity pickups dan bagian-bagiannya. Sistem tersebut terdiri dari massa yang dililit o1eh suatu kumparan yang dihubungkan dengan pegas dan damper, dan suatu magnet permanen yang memberikan medan magnet yang cukup kuat dipasang mengelilingi kumparan tersebut.
Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa ” apabila suatu konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan magnet digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada konduktor tersebut. Apabila transduser ini ditempatkan pada bagian mesin yang bergetar, maka tranduser inipun akan ikut bergetar, sehingga kumparan yang ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet akan menghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat kumparannya. Sinyal listrik yang dihasilkan sebanding dengan kecepatan getaran mesin tersebut. Dengan mengolah/ mengukur dan menganalisa sinyal listrik dari tranduser, maka getaran mesin dapat diukur / diketahui.
Velocity tranduser biasanya lebih umum digunakan untuk pengukuran maupun analisa vibrasi. Karena tranduser ini cukup kuat, mudah dalam pemakaiannya, dan tranduser ini juga mempunyai level output listrik yang relatif tinggi. Serta tidak membutuhkan daya listrik untuk mengaktifkannya. Seperti tranduser lainnya, velocity transduser mempunyai batas maksimum dan minimum untuk daerah yang dapat diukur, baik itu amplitude maupun frekuensi getaran. Gambar 2 adalah salah satu contoh daerah pengukuran untuk velocity pickup.
Gambar 2.
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan velocity tranduser untuk sistem pengukuran getaran adalah : - Dalam pengoperasiannya tranduser ini tidak memerlukan days dan mempunyai sinyal output yang cukup kuat. - Dapat dipasang langsung pada rumah bearing. - Dapat dipegang Langan untuk melakukan suatu pengukuran getaran suatu mesin. Disamping beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan velocity tranduser, ada juga beberapa kekurangannya antara lain : - Respon frekuensinya terbatas. Biasanya digunakan hanya pada daerah frekuensi 600 CPM – 120.000 CPM. - Relatif berat dan besar, sehingga membutuhkan ruangan yang cukup untuk memasangnya. Jika dipasang pada rumah bearing yang kecil dapat meredam vibrasi. - Harus menggunakan faktor koreksi apabila digunakan pada frekwensi dibawah 600 CPM.
B. Accelerometer Tranduser.
Gambar 3.
B.1. Prinsip Kerja.
Gambar 3 adalah diagram sederhana dari tipe accelerometer dengan sebuah penguat didalamnya. Apabila tranduser ini ditempelkan pada bagian mesin yang bergetar, maka getaran mekanis tersebut diteruskan melalui Case insulator ke bahan piezoeletric, sehingga bahan tersebut mengalami tekanan sebanding dengan getarannya.
Bahan piezoelectric tersebut mempunyai kemampuan untuk menimbulkan muatan listrik sebagai respon terhadap gaya mekanis yang bekerja terhadapnya. Getaran mekanis yang menghasilkan gaya akan mengenai bahan piezoeletric dan bahan tersebut akan menimbulkan muatan listrik yang sebanding dengan besarnya percepatan dari getaran tersebut. Muatan listrik yang ditimbulkan oleh bahan piezoelectric tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan output velocity tranduser. Karena muatan listrik yang ditimbulkan langsung oleh bahan piezoelectric begitu kecil, maka di dalam tranduser ini dibuat rangkaian penguat electronik untuk memperkuat muatan listrik yang dihasilkan oleh bahan piezoelectric, tersebut. Besarnya muatan yang dihasilkan langsung oleh bahan piezoelectric biasanya dalam picocoulombs per g. Sedangkan besarnya sinyal yang dihasilkan setelah melalui penguat, mempunyai sensitivitas 50 mv per g
B.2. Karakteristik.
Tranduser accelerometer umumnya mempunyai bentuk yang cukup kecil dan ringan, serta range temperatur dan frekwensi kerjanya cukup lebar. Accelerometer adalah merupakan sensor yang dapat digunakan sebagai sistem monitor getaran maupun untuk analisis getaran.
Tranduser ini mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap getaran dengan frekuensi tinggi. Ukuran accelerometer cukup kecil dan ringan, sehingga accelorometer ini sangat cocok digunakan di lokasi yang mempunyai ruang yang sangat terbatas.
B.3. Aplikasi.
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan tranduser accelerometer untuk sistem pengukuran getaran adalah :
- Mempunyai respon yang baik terhadap frekuensi tinggi. mempunyai range frekuensi kurang dari 2 Cycle/second sampai lebih dari 20 KHz.
- Dengan bentuk yang kecil dan ringan dapat digunakan pada posisi dengan ruang yang sangat terbatas.
- Dapat digunakan pada temperatur tinggi, yaitu sampai temperature kurang lebih 500 derajat C.
Disamping beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan accelerometer transducer, ada jugs beberapa kekurangannya antara lain :
- Tranduser accelorometer membutuhkan sinyal penguat external untuk mendapatkan output yang cukup kuat.
- Sensitiv terhadap dan sinyal noise dengan frekwensi tinggi.
- Tidak cocok untuk pemakaian handhold, kecuali digunakan dengan low pass fiter.C. Non-Contact pickup (proximitor).
Gambar 4.
Tidak seperti tranduser velocity dan accelerometer, Tranduser non-contact tidak mempunyai element yang dapat menimbulkan suatu tegangan atau muatan listrik sebagai respon terhadap getaran.
Sebagai ilustrasi pada gambar 4, sensor non-contact membutuhkan rangkaian elektronik, eksternal untuk membangkitkan suatu sinyal ac dengan frekuensi yang sangat tinggi dan sinyal ac ini yang digunakan untuk mendeteksi getaran.
Pada mesin berputar, non-contact pickup digunakan untuk mengukur getaran poros tanpa menyentuh poros tersebut. Sinyal ac dengan frekuensi yang sangat tinggi (disebut carrier sinyal) dikirimkan pada koil. Suatu permukaan logam (dalam hal ini poros) yang dekat dengan koil akan menyerap energi dari medan magnet tersebut dan akan mengurangi amplitude
sinyal carrier.
Apabila jarak antara poros dengan ujung koil berubah-ubah,
maka amplitude sinyal carrier juga akan berubah-ubah sebanding dengan
jarak antara poros dengan koil tersebut. Tranduser non-contact dipasang
pada suatu mesin dengan jarak tertentu, jarak antara ujung tranduser
dengan poros dari mesin disebut gap. Gap ini diatur sesuai dengan
karakteristik tranduser dan mesin yang akan digunakan. Tranduser ini
sangat baik untuk memantau getaran poros pada mesin yang berputar dengan
kecepatan tinggi dan menggunakan sleeve bearing.
C.2. Aplikasi.
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan non-contact pickup untuk sistem pengukuran getaran adalah : - Dengan menggunakan tranduser non-contact dapat dilakukan pengukuran gerakan poros mesin dari kedua arah radial maupun gerakan pada arah axial. - Dengan menggunakan dua tranduser non-contact yang dipasang dengan sudut 90, maka dapat dilihat bentuk orbit dari gerakan poros. - Dapat digunakan sebagai “keyphasor” untuk pengukuran sudut phase dan kecepatan mesin. - Respon frekuensi sampai dengan 5 KHz ( 0-300.000 CPM). - Dapat digunakan untuk cek hot alignment mesin. Disamping beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan non-contact pikup, ada juga beberapa kekurangannya antara lain : - Sangat sensitiv terhadap kondukiivitas permukaan logam yang dideteksi. Getaran output sangat terpengaruh oleh mechanical.dan electrical runouts. - Pemasangan tranduser pada bearing housing harus benar- benar kuat. Tidak cocok untuk pemakaian handhold. - Output dari tranduser dapat terpengaruh bila ujung probe sensor terkena oleh kotoran serbuk logam yang terkandung dalam oil. Tranduser tidak dapat menghasilkan sinyal output tanpa bantuan rangkaian elektronik dan catu daya dari luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar